Rabu, 03 November 2010

sirup xylitol

Sirup Xylitol Rendah Kalori dari Kulit Pisang

Kata orang yang namanya Teknologi Industri Pertanian itu harusnya mengolah bahan pertanian menjadi bahan non-pangan, karena kalo yang di olah bahan pangan, itu sebenarnya adalah ranah dari Teknologi Pangan. Tapi apapun komentarnya, sekarang saya akan membahas tentang pembuatan produk yang berbasis pati. bahan ini adalah sirup Xylitol dari kulit pisang.

Kulit pisang adalah suatu by product dari buah pisang yang sering dibuang begitu saja dan tidak termanfaatkan dengan baik. padahal dalam kulit pisang ini terkandung unsur karbohidrat yang bisa digunakan untuk sumber bahan pangan alternatif ataupun produk alternatif.

Xylitol memiliki tingkat kemanisan 0,86 – 1,15 dibandingkan dengan sukrosa. Senyawa ini mempunyai kelebihan dibanding gula pasir (sukrosa) yaitu sebagai pemanis rendah kalori, indek glisemik jauh lebih rendah yaitu tidak meningkatkan gula darah dalam tubuh dan di metabolisme tanpa membutuhkan insulin sehingga sangat baik untuk penderita diabetes. Xylitol dapat digunakan sebagai pemanis non-kariogenik.

Xylitol mempunyai indeks glisemik rendah yang kurang dari 55 sehingga tidak menaikkan gula darah dalam tubuh dan di metabolisme tanpa membutuhkan insulin. Selain itu, xylitol mengandung gula alkohol mempunyai beberapa manfaat bagi kesehatan mulut yakni membasmi plak, membasmi bau busuk mulut, memineralkan anemel gusi karena xylitol meningkatkan kalsium dan fosfat dari saliva dan air ludah., dan menghalangi radang gusi .

Xylitol memiliki berat molekul 152.1 dan rumus molekul C5H12O5. Dalam bentuk kristal xylitol memiliki kelarutan sebesar 122g/100 g air pada suhu 4°C, 169 g/100 g air pada suhu 20°C, dan 291 g/100 air pada suhu 40°C.
Gambar Struktur Kimia Xylitol
Sirup pada umumnya merupakan suatu larutan yang diperoleh dari pati hidrolisa yang tidak sempurna, selanjutnya dinetralisasi dan dipekatkan sampai tingkat tertentu. Selain dari pati, sirup atau gula cair dapat dibuat dari lignoselulosa khususnya xylan menjadi sirup xylitol. Xylitol dapat diperoleh melalui proses hidrolisis xylan menjadi xilosa, kemudian dihidrogenasi menjadi xylitol.
Tabel kandungan kulit Pisang



Unsur
Satuan
Jumlah
Air
(%)
68,90
Karbohidrat
(%)
18,50
Lemak
(%)
2,11
Protein
(%)
0,32
Kalsium
(mg/100gr)
715
Fosfor
(mg/100gr)
117
Besi
(mg/100gr)
1,60
Vitamin B
(mg/100gr)
0,12
Vitamin C
(mg/100gr)
17,50
kulit pisang ini dapat dirombak menjadi Xylitol dengan dengan melakukan hidrolisis dengan enzim xylanase untuk menghasilkan sirup xylitol yang rendah kalori. Untuk lebih jelasnya pembuatan sirup xylitol akan dijelaskan pada diagram alir berikut:

Setelah substrat Xylan terbentuk, barulah dimulai pembuatan sirup xylitol dengan cara menghidrolisis substrat tersebut.

Nah itulah sekilas tentang pembuatan sirup xylitol dengan bahan dasar kulit pisang, kalo info ini bermanfaat, silahkan tinggalkan komentar yah. =)

http://ago-blog.blogspot.com/2010/02/sirup-xylitol-rendah-kalori-dari-kulit.html

SARI DAN SIRUP BUAH

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Mentri Negara Riset dan Teknologi

Alat Pengolahan | Budidaya Pertanian | Budidaya Perikanan | Budidaya Peternakan |
Pengelolaan dan Sanitasi | Pengolahan Pangan

TTG PENGOLAHAN PANGAN

SARI DAN SIRUP BUAH

  1. PENDAHULUAN

    Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang untuk makanan ternak, daun pepaya untuk mengempukkan daging dan melancarkan air susu ibu (ASI) terutama daun pepaya jantan.

    Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale.

    Sari buah adalah cairan yang dihasilkan dari pemerasan atau penghancuran buah segar yang telah masak.

    Pada prinsipnya dikenal 2 (dua) macam sari buah, yaitu :

    1. Sari buah encer (dapat langsung diminum), yaitu cairan buah yang diperoleh dari pengepresan daging buah, dilanjutkan dengan penambahan air dan gula pasir.

    2. Sari buah pekat/Sirup, yaitu cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa udara, dan lain-lain. Sirup ini tidak dapat langsung diminum, tetapi harus diencerkan dulu dengan air (1 bagian sirup dengan 5 bagian air).

    Buah-buahan yang sering diolah menjadi sari buah atau sirup antara lain : pala, pisang, jambu biji, mangga, sirsak, wortel, tomat, kueni, markisa, nangka, jahe, asam, hampir semua jenis jeruk, dan lain-lain. Sari buah atau sirup buah dapat tahan selama +3 bulan.

  2. BAHAN

    1. Buah segar + 5 kg

    2. Gula pasir (khusus untuk sirup 1 ¼ kg) 125 gram

    3. Asam sitrat 3 gram/liter sari buah

    4. Natrium benzoat 1 gram

    5. Garam dapur 20 gram

    6. Air secukupnya

  3. ALAT

    1. Pisau

    2. Pengaduk

    3. Panci email

    4. Parutan kelapa

    5. Tungku atau kompor

    6. Botol dan tutup yang sudah sterilkan

    7. Kain saring atau kain blacu

    8. Baskom

    9. Corong

  4. CARA PEMBUATAN

    1. Pilih buah yang telah tua, segar dan masak lalu cuci;

    2. Potong buah menjadi 4 bagian;

      * Khusus untuk buah pala sebelum dipotong-potong kukus dahulu selama 10 menit. Keringkan bijinya untuk dijual sebagai rempah-rempah.

    3. Parut buah hingga menjadi bubur;

      * Untuk jeruk peras airnya

    4. Tambah air, gula pasir, natrium benzoat, asam sitrat dan garam dapur;

      *Air

      Perbandingan sari buah dengan air adalah sebagai berikut :

      • Buah pala, pisang, jambu biji, mangga, sirsak, kueni, markisa, nangka => (untuk 1 liter sari buah campur dengan 3 liter air)

      • Buah jeruk => (untuk 1 liter sari buah campur dengan 1 ½ liter air)

      • Buah wortel, tomat, jahe, asam => (untuk 1 liter sari buah campur dengan 2 liter air)

    5. Aduk sampai rata.

      Selanjutnya pengerjaan untuk pembuatan sari buah (6-9) :

    6. Saring campuran dengan menggunakan kain saring;

    7. Masukkan hasil saringan ke dalam botol dan tutup rapat. Endapan hasil penyaringan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan dodol, selai, dan lain-lain;

    8. Masukkan botol yang telah ditutup rapat dalam air mendidih selama 30 menit;

    9. Angkat botol dan segera dinginkan.

      Selanjutnya pengerjaan untuk pembuatan sirup (10-11) :

    10. Panaskan campuran pada pengerjaan nomor 5 hingga mendidih dan biarkan sampai agak mengental;

    11. Dalam keadaan panas, saring hasilnya. Setelah dingin segera masukkan dalam botol. Endapannya bisa langsung digunakan sebagai selai.

  5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SARI BUAH DAN SIRUP BUAH

  6. DAFTAR PUSTAKA

    1. Asriani, E.N. Membuat sari buah kueni skala industri. Selera, X (2), Feb. 1991 : 80-81.

    2. Dahlan, M.A. dan Wartono. Pembuatan sirup pala. Bogor : Balai Besar Litbang Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian, 1984. 5 hal.
    3. Pembuatan sari buah. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Litbang Pertanian, 1989. 2 hal. (Pamplet).

    4. Pembuatan sirup buah.. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Litbang Pertanian, 1989. 2 hal. (Pamplet).

    5. Rahardjo. Bahan-bahan tambahan pada pembuatan sirop dan minuman ringan. Majalah Kimia, VI (16), 1979: 1-11.

    6. Rahayu, W.P. Pembuatan sirup jahe. Buletin Puslitbangtepa, 3 (11), 1981: 53-58.

    7. Suliantari. Pembuatan sari buah jambu biji. Buletin Pusbangtepa, 3 (10), Mei 1981 : 39-43.

    8. Suter, K. et.al. Pembuatan sari buah jeruk nipis (Sitrus sinensis OBS). Buletin Pusbangtepa, 3 (11), Oktober 1981: 33-42.

    9. Tanjung, A.I. Cara pembuatan sirup markisa yang baik. Majalah Kimia, V (14/15), Desember 1978/Maret 1979: 1-4.

    10. Wirianto, H. dan Subardjo, S.K. Pembuatan Sari Buah Pala. Bogor : Balai Besar Litbang Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian, 1984. 7

      hal.

  7. KONTAK HUBUNGAN

    Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.

    Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.


Profil IPTEK | Site Map | Contact Us

Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved
Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6d41

sirup markisa & teknologi

TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Mentri Negara Riset dan Teknologi

Alat Pengolahan | Budidaya Pertanian | Budidaya Perikanan | Budidaya Peternakan |
Pengelolaan dan Sanitasi | Pengolahan Pangan

TTG PENGOLAHAN PANGAN

SIRUP MARKISA

  1. PENDAHULUAN

    Sirup adalah cairan berkadar gula tinggi. Untuk rasa dan flavor, sirup dilarutkan dengan sari buah, atau larutan gula ditambah dengan buah.

    Sirup markisa dapat disimpan lama tanpa penambahan bahan dan tanpa sterilisasi karena tingginya kadar gula (67,5%) dan rendahnya pH (di bawah 4,0).

    Pembuatan sirup markisa cukup mudah, dan dapat dikerjakan dengan alat sederhana. Pada tulisan ini dijelaskan pengelolaan sirup markisa untuk industri kecil.

  2. BAHAN

    1. Markisa. Buah yang digunakan adalah buah yang sudah matang sempurna.
    2. Gula psir putih bersih. Gula digiling atau diblender sampai halus.
    3. Natrium bisulfit. Bahan ini digunakan untuk mencegah reaksi pencoklatan pada sari buah markisa.
    4. Bahan pewarna kuning untuk minuman dan makanan.
    5. Air berkaporit 4-8 ppm. Untuk membuat 1 m 3 air berkaporit dilakukan dengan melarutkan 4 sampai 8 g kaporit ke dalam 1 m 3 air bersih.
    6. Larutan CMC. Bahan ini digunakan utnuk mengentalkan sirup. Sebelum digunakan, CMC direndam di dalam air selama semalam. Setiap 1 gram CMC direndam di dalam 50 ml air. Setelah itu, dilakukan pengadukan agar semua CMC terlarut.

  3. PERALATAN

    1. Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk membelah buah markisa yang akan diekstrak cairan buahnya.
    2. Ember atau baskom plastik. Alat ini digunakan untuk menampung cairan (sari buah) dari hasil pemerasan markisa.
    3. Kain saring. Alat ini digunakan untuk menyaring sari markisa.
    4. Panci tahan asam. Alat ini digunakan untuk memasak sirup markisa.
    5. Pemisah cairan buah. Alat ini digunakan untuk memisahkan cairan dari biji dan pulp. Ada dua jenis alat yang dapat digunakan untuk pemisah, yaitu alat pres, dan pemisah sentrifugal.

  4. CARA PEMBUATAN

    1. Pencucian buah. Buah dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas dengan air bersih. Setelah itu buah direndam di dalam air yang mengandung kaporit 4-8 ppm selama 15 menit. Setelah itu, buah ditiriskan.
    2. Ekstraksi sari buah. Buah dibelah dua, dan isi buah dikeluarkan dan buah ditempatkan pada wadah yang bersih.
      1. Pemisahan dengan pemisah sentrifugal. Isi buah dimasukkan ke dalam selinder alat pemisah sentrifugal untuk pemisahan cairan sari buah dari biji dan pulp. Selinder dijalankan dengan motor listrik dengan kecepatan 3000-5000 rpm.
      2. Pemisahan dengan alat pres. Pemisahan dapat juga dilakukan dengan alat pres. Isi dibungkus dengan kain blacu yang kuat, kemudian diperas dengan alat pres untuk mengeluarkan sari buah.
      3. Jika tidak mempunyai alat pemisah, sari buah dapat diekstrak dengan menggunakan kain saring. Isi buah dengan kain saring, kemudian diremas-remas untuk mengeluarkan sari buahnya.
    3. Penambahan bahan pengawet. Sari buah hasil pemerasan disaring dengan kain saring, kemudian ditambah dengan natrium bisulfit dan natrium benzoat. Setiap 1 liter sari buah ditambah dengan 2 g natrium bisulfit, 0,5 g natrium benzoat.
    4. Pemisahan padatan dari cairan sari buah
      1. Larutan ini dimasukkan ke dalam alat pemisah, kemudian didiamkan selama 2 malam di dalam lemari pendingin.
      2. Pada dasar wadah akan terkumpul endapan dan cairan keruh. Endapan dan cairan keruh ini dibuang. Caranya dengan membuka saluran udara pada bagian atas alat pemisah, kemudian membuka saluran keluar pada dasar wadah. Dengan demikian endapan dan cairan keruh akan mengalir keluar.
      3. Proses di atas tidak harus dilakukan. Dengan demikian proses dari No. 3 dapat dilanjutkan langsung ke No. 5.
    5. Pengentalan. Sari buah ditambah dengan larutan CMC untuk mengentalkan sari buah. Setiap 1 liter sari buah ditambah dengan 10 ml larutan CMC. Setelah itu dilakukan pengadukan agar CMC menyebar rata.
    6. Penambahan gula. Sari buah dipanaskan sambil diaduk dan ditambah asam sitrat dan gula sedikit demi sedikit sampai suhu mencapai 90°C. pemanasan pada suhu ini dipertahankan selama 15 menit. Setiap 1 liter sari buah ditambah dengan asam sitrat sebanyak 1-2 gram dan gula pasir sebanyak 1 kg.
    7. Penyiapan botol. Botol kaca disikat bagian dalamnya dengan detergen. Seluruh permukaan botol dicuci sampai bersih dengan menggunakan detergen. Botol dibilas sampai bersih. Kemudian bagian dalam botol dibilas dengan air panas. Setelah itu botol direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.
    8. Pembotolan dan pasteurisasi. Botol diangkat dari air panas dan dibalikkan agar airnya keluar dari botol. Ketika botol masih panas, sirup yang masih panas dimasukkan ke dalam botol dengan bantuan corong sampai permukaan sirup 2 cm dari bibir botolpaling atas, kemudian botol segera ditutup dengan penutup botol. Setelah itu botol ini direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.
    9. Penyimpanan. Sirup markisa ini dapat disimpan lama pada suhu kamar.

  5. KONTAK HUBUNGAN

    Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6d32

teknologi dan perkembangan pertanian


Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor

ABSTRACT

Research Development of Agricultural Biotechnology in Indonesia. Novianti Sunarlim and Sutrisno. Research in agricultural biotechnology has been developed since the end of 20′” century. In 1985, National Committee was formed under the Minister of Research and Technology. Research in agricultural biotechnology has been increased since Riset Unggulan Terpadu (RUT) under Dewan Riset Nasional and Hibah Bersaing in university were given, which make research program that more than one year were possible to do with a continues fund. Research in plant biotechnology were focused on plant improvement, such as pest and disease resistance, were done for rice, soybean, sweet potato, sugar cane, and chocolate and virus resistance for groundnut, tobacco, papaya, potato, and chili. While in animal science, research in biotechnology were focused on production technology, such as artificial insemination and embryo transfer in dairy cow, and also for food enriched by producing probiotics and enzymes. Even though in theory genetic engineering on cattle has a good impact for the future, several problems (i.e. technical, economics, and social) need a careful consideration, in aquaculture, biotechnology research has been conducted for genes transfer to improve resistance to disease and to promote growth. Biotechnology also used to produce vaccines and to detect virus with accuracy and faster. To anticipate problems that might be occur in application of biotechnology, government has issued biosafety regulation.

Key words: Biotechnology, research, output, biosafety

Sejak pertanian dimulai 5.000-10.000 tahun yang lalu manusia sudah mempunyai naluri untuk memilih dan menggunakan benih yang unggul. Mereka mengetahui bahwa keturunan yang baik akan ditentukan oleh induk yang baik, karena sifat dari induk (tetua) diwariskan kepada anaknya. Kenyataan inilah yang mendasari berkembangnya bidang pertanian. Teknologi genetika merupakan cabang ilmu pertanian yang berkernbang cepat pada abad ini yang mengubah sistem produksi tanaman, ternak, dan ikan menjadi industri biologi yang lebih baik dan iebih adaptif terhadap lingkungan tumbuh. Penerapan teknologi genetika dengan perubahan bentuk menjadi ideal pada tanaman, ternak dan ikan telah meningkatkan produksi pertanian pada abad ini (Budianto, 2000).
Teknologi genetika memicu terjadinya revolusi hijau (green revolution) yang berjalan sejak 1960-an. Dengan adanya revolusi hijau ini terjadi pertambahan produksi pertanian yang berlipat ganda sehingga dapat tercukupi bahan makanan pokok asal serealia. Untuk dapat mempertahankan keberlanjutan revolusi hijau, Sumarno dan Suyamto (1998) menganjurkan rumusan agroekoteknologi yang menekankan pada tindakan bersama antara sistem produksi dan perawatan sumber daya lahan (Budianto, 2000).


Teknologi genetika memicu terjadinya revolusi hijau (green revolution) yang berjalan sejak 1960-an. Dengan adanya revolusi hijau ini terjadi pertambahan produksi pertanian yang berlipat ganda sehingga dapat tercukupi bahan makanan pokok asal serealia. Untuk dapat mempertahankan keberlanjutan revolusi hijau, Sumarno dan Suyamto (1998) menganjurkan rumusan agroekoteknologi yang menekankan pada tindakan bersama antara sistem produksi dan perawatan sumber daya lahan (Budianto, 2000).
Cabang ilmu genetika yang memfokuskan pada genetika level sel dan level DNA membuat terobosan baru pada akhir tahun 1980-an. Ilmu genetika ini menerapkan teknik perbaikan sifat spesies melalui level DNA dengan cara memasukkan gen eksogenus, untuk memperoleh sifat-sifat bermanfaat yang tidak terdapat pada spesies tersebut. Pada akhir abad 20 perkembangan teknologi genetika atau secara umum disebut bioteknologi mulai berkembang. Menurut Moel-jopawiro (2000a) bioteknologi dalam arti luas didefinisikan sebagai penggunaan proses biologi dari mikroba, tanaman atau hewan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Sedangkan rekayasa genetika didefinisikan dalam arti luas sebagai teknik yang digunakan untuk merubah atau memindahkan material genetik (gen) dari sel hidup. Definisi yang lebih sempit, seperti yang digunakan oleh Animal and Plant Health Inspection Service (APHIS) Departemen Pertanian Amerika, rekayasa genetika modifikasi genetik dari suatu organisme dengan menggunakan teknologi rekombinan DNA.
Bioteknologi merupakan bidang ilmu baru di bidang pertanian yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan cara konvensional. Penggunaan bioteknologi bukan untuk menggantikan metode konvensional tetapi bersama-sama menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Penggunaan metode konvensional dengan teknologi tinggi memaksimumkan keberhasilan program perbaikan pertanian. Bioteknologi harus diintegrasikan ke dalam pendekatan-pendekatan konvensional yang sudah mapan. Bioteknologi berkembang dengan cepat di berbagai sektor dan meningkatkan keefektifan cara-cara menghasilkan produk dan jasa. Untuk alih teknologi dan pengembangan bioteknologi secara layak dan tidak merusak lingkungan, diperlukan berbagai persyaratan selain peraturan perundangan juga modal yang besar.
Salah satu isu strategis yang penting dalam penelitian pertanian ialah penelitian harus dapat secara terus menerus memperbaiki potensi genetik dan menghasilkan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan untuk pernbangunan pertanian yang berkelanjutan. Sejalan dengan kebijaksanaan penelitian pertanian pada umumnya, perbaikan bahan genetik rnelibatkan gabungan pemakaian cara pendekatan konvensional dan modern, dengan penekanan pada aplikasi bioteknologi dalam pelestarian plasma nutfah dan program pemuliaan.

dari :

BULETIN AgroBio
Jurnal Tinjauan Ilmiah Riset Biologi dan Bioteknologi Pertanian

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/02/perkembangan-penelitian-bioteknologi-pertanian-di-indonesia/
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2003

Selasa, 08 Juni 2010

Jumat, 05 Februari 2010

makan2

hari ini....tgl 6 feb 2010
bagudung team kembali bersatu utk melakukan ritual
makan2 ditraktir indunk & nando
waktu dan t4 masih dirahasiakan by them
dah ga sabar oiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Rabu, 21 Oktober 2009

new adventure

Rekan's bagudung tgl 24 okt 09 kita akan mengadakan perjalanan ke Siantar utk menghadiri acara pernikahan rekan kita ex CCMDN. Diharapkan keikutsertaannya krn ini juga sebagai ajang silahturahmi dan refreshing. Kendaraan sudah dipersiapkan,bagi yg positif hamil...ehhh yg positif ikut segera respon ke ketua biar dpt t4 di boilnya. Panitia sudah mempersiapkan 38 bus pariwisata dan 8 mobil pribadi. Tidak dipungut biaya rental, tp.....patungan yah ngisi BBMnya, xixixixixi......
ditunggu loh respon positifnya...

disampaikan oleh Ketua

VIVA BAGUDUNG